Salah satu bangunan megah yang langsung menjadi daya tarik saat berada di kota Marrakech adalah sebuah bangunan berupa gerbang yang dibrei nama dengan Ark22. Bangunan ini sungguh sebuah maha karya dengan nilai seni yang tinggi.
Ark22 dibuat oleh tim arsitek Qualolou+Choi yang berkolaborasi dengan arsitek Stephane Malka. Gerbang Ark22 berwarna cokelat mudah laksana gurun pasir yang merupakan tempat yang sudah akrab bagi penduduk di Maroko.
Lokasi Ark22 sengaja dipilih di kota Marrakech sebagai monumen yang menjadi batas antara wilayah gurun dengan kota. Bahan dasar pembuatan gerbang Ark22 ini tidaklah mahal, karena hanya terdiri dari kayu bekas saja namun di desain sedemikian rupa agar kayu bekas bisa dimanfaatkan kembali.
Sang arsitek, Stephane mengatakan pada sesi jumpa pers jika hal itu sesuai dengan warna COP22 dimana isu berkelanjutan dan kelestarian lingkungan jadi tema utama yang dibicarakan.
Konsep pembuatan gerbang Ark22 terbilang unik, Desainnya menggunakan metode tumpukan balok kayu yang menghasilkan celah-celah kecil, dimana celah ini sekaligus menjadi ruang tempat sirkulasi udara secara alami.
Konsep tersebut nyatanya sebuah cara lama yang sudah dikenal banyak oleh para arisitek dunia untuk mengurangi beban listrik sebagai pendingin udara.
Sayangnya, setelah pergelaran COP22 berakhir, gerbang Ark22 juga ikut berakhir, dibongkar dan semua bahan dasar gerbang berupa kayu bekas akan dibuat sebuah bangunan baru disalah satu ruang publik kota Marrakech. Sementara sisanya kan diberikan kepada pengrajin kayu lokal disana.